Kamis, 16 Mei 2019

Litosfer dan Pedosfer



BAB 4 DINAMIKA LITOSFER DAN PEDOSFER

Hasil gambar untuk litosfer da pedosfer

A.  Dinamika Perubahan Litosfer

  • Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar yang terdiri dari batuan
  • Kevariasian bentuk muka bumi disebabkan oleh proses endogen yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun, serta proses eksogenik yang berasal dari luar dan memiliki sifat merombak
  • Kandungan senyawa kimia yang paling banyak dalam litosfer yaitu oksida silikon (SiO2)
  •  Penapang bumi, lapisan-lapisannya :
    1. Lapisan atmosfer (lapisan udara) : Tebalnya 1000 km
    2. Lapisan litosfer (kulit bumi) : Tebalnya 60 km yang terdiri dari :
      • Lapisan sial (silisium-alumunium)
      • Lapisan sima (silikon-magnesium)
      • Lapisan peridotit
      • Lapisan ferrosporadis
      • lapisan litosporadis
      • Lapisan nife
  • Kesimpulan :
    1. Lapisan litosfer terluar terdiri dari SiO2 dan Al2O3 atau sial
    2. Lapisan litosfer terdalam terdiri dari senyawa kimia SiO2 dan MgO atau sima
    3. Batas antara lapisan sial dan sima di dalam permukaan bumi tidak teratur
    4. Di antara inti bumi dengan kulit bumi terdapat lapisan batuan
    5. Inti bumi dinamakan barisfer/nife. Terdiri dari susunan logam nikel dan logam ferum

  • Lapisan yang menyelubungi barisfer disebut mantel (bersifat padat). Batas antara mantel dengan kerak bumi dinamakan lapisan moho  
  • Proses terjadinya batuan dan klasifikasinya :
    1. Batuan beku : Dari magma yang mengalami proses pendinginan, kemudian membeku. Berdasarkan tempat pembekuannya :
      • Batuan beku dalam : Pembekuan terjadi di dalam, jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginanya sangat lambat, mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan sempurna serta kompak (struktur plutonik). Batuan beku dalam disebut juga batuan abisis. Contohnya : Granit, diorit, sienit, dan gabro
      • Batuan beku korok/gang/hipabisis : Sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuan relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam (struktur porfiri). Contohnya : Granit, porfiri, porfiri sienit, dan porfiri diorit
      • Batuan beku luar/effusive : Magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian membeku. Proses pembekuan cepat sekali. Sehingga dapat terbentuk hablur. Contohnya : Riolit, trahit, andesit. basalt
    2. Batuan sedimen :
      • Batuan beku yang tersingkap di permukaan bumi akan mengalami penghancuran (pelapukan) oleh cuaca, kemudian diangkut oleh tenaga alam seperti air, angin, atau gletser dan diendapkan di tempat lain
      • Menurut proses terjadinya :
        1. Batuan klastik/mekanik : Gumpalan batu besar yang diangkut dari lereng gunung, melalui air hujan lalu diangkut oleh arus sungai dan kemudian diendapkan di daerah hilir dalam bentuk pasir yang susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal. Hanya proses mekanik. Co : batu breksi, batu konglomerat, pasir, tanah liat
        2. Batuan kimiawi : Terbentuk melalui proses kimiawi. Co : Batu kapur, stalaktit, dan stalakmit
        3. Batuan organis : Penumpukan (akumulasi) sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Co : Batu karang
      • Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya (medianya) :
        1. Sedimen akuatis : Diendapkan oleh air. Co : Batu pasir, tanah liat
        2. Sedimen aeolis (aeris) : Diendapkan oleh angin (udara). Co : Tanah loss, tanah pasir
        3. Sedimen glasial : Diendapkan oleh gletser. Co : Batu-batu morena
      • Berdasarkan tempat diendapkan :
        1. Sedimen teritis : Darat. Co : Batu tuf, batu pasir, tanah loss
        2. Sedimen marine : Laut. Co : Batu karang, batu garam
        3. Sedimen fluvial : Sungai. Co : Pasir, tanah liat
        4. Sedimen limnis : Danau/rawa. Co : Tanah rawa, tanag gambut
        5. Sedimen glasial : Es. Co : Batu morena
    3. Batuan metamorf : Batuan hasil ubahan dari batuan asal akibat proses metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami batuan asal akibat tekanan dan suhu yang sama-sama meningkat. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
      • Batuan metamorf termik (kontak) : Akibat kenaikan suhu. Co : Batu pualam (marmer)
      • Batuan metamorf dinamik (kinetis): Akibat adanya tekanan dari lapisan di atasnya dalam waktu yang lama. Co : Batu tulis (sabak)
      • Batuan metamorf kontak pneimotolotik : Akibat adanya penambahan suhu disertai menyusupnya unsur-unsur batuan lain (zat lain). Co : Turmalin, topas
  • Tenaga endogen bermacam-macam :
    1. Tektonisme
    2. Vulkanisme
    3. Seisme (gempa bumi)
  • Tektonisme :
    • Perubahan letak lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen dengan arah horizontal dan vertikal
    • Menurut kecepatan geraknya :
      1. Epirogenesa : Perubahan letak lapisan bumi yang gerakannya lambat pada wilayah yang luas
        • Positif : Gejala turunnya daratan sehingga seolah-olah air laut naik
        • Negatif : Gejala naiknya daratan sehingga seolah-olah air laut turun
      2. Orogenesa : Gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi wilayah yang relatif sempit. Terjadinya pegunungan dan lipatan
    • Gerak horizontal : Bergerak 1 arah dan tertahan oleh lapisan lain akan membentuk lipatan di permukaan bumi. Puncak lipatan disebut antiklinal, sedangkan lembah dari lipatan disebut sinklinal
    • Gerak vertikal : Menghasilkan bentuk muka bumi yang berupa patahan
  • Vulkanisme :
    1. Peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung berapi & pergerakan magma dari dalam perut bumi ke permukaan
    2. Terdiri dari 2 macam :
      • Intrusi magma : Aktivitas magma yang tidak sampai ke permukaan bumi. Akibatnya :
        1. Batolit, dapur magma yang luasnya lebih dari 100 km2
        2. Lakolit, magma yang menyusup diantara 2 lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkay sehingga cembung, sedangkan alasnya rata
        3. Sill, lapisan magma tipis yang menyusup di antara batuan lapisan, bentuknya pipih
        4. Intrusi korok (gang), magma yang menyusup menerobos lapisan batuan
        5. Apofisis, semacam intrusi korok, namun lebih kecil, merupakan cabang dari gang
        6. Diatrema, magma (batuan) yang mengisi pipa letusan (pipa kawah)
      • Ekstrusi magma :
        1. Aktivitas magma yang sampai ke permukaan bumi, menghasilkan gunung api. Hasilnya yaitu erupsi
        2. Dilihat dari bentuknya :
          • Erupsi sentral : Gerakan magma yang keluar dari sebuah saluran magma. Menghasilkan bermacam-macam bentuk gunung api yaitu :
            1. Gunung api perisai : Erupsi bersifat efusif, bahan yang dikeluarkan hanya berwujud cair. Hanya cembung sedikit halnya perisai. Co : G. Kilauea, G. Maunaloa
            2. Gunung api maar : Erupsinya bersifat eksplosif, bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magma dangkal & sempit. Berbentuk seperti cekungan dengan tanggul di sekitarnya. Co : Danau kelakah di lereng gunung lamongan
            3. Gunung api strato : Akibat erupsi yang bersifat campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus-menerus
          • Erupsi linier : Erupsi yang terjadi pada lubang yang berbentuk celah memanjang. Co : Erupsi gunung api laki di pulau Eslandia
          • Erupsi areal : Erupsi yang terjadi melalui lubang yang besar karena dapur magma letaknya dekat sekali ke permukaan bumi.
        3. Berdasarkan kekuatannya :
          1. Erupsi efusif : Proses erupsi gunung api yang berupa ledakan lemah
          2. Erupsi eksplosif : Erupsi gunung api yang berupa ledakan kuat
      • Faktor yang dapat mempengaruhi tipe letusan gunung api :
        • Derajat kekentalan magma
        • Tekanan gas magnetik
        • Kedalaman dapur magma
      • Jenis tipe letusan gunung api :
        • Tipe hawaii : Lavanya cairan encer, tekanan gas dan dapur magmanya sangat dangkal. Berbentuk perisai
        • Tipe stromboli : Lavanya cairan encer, tekanan gasnya sedang. Letusan terjadi berupa semburan gas yang membawa magma dengan disertai bom dan lapili. Co : G. Stromboli
        • Tipe merapi : Lavanya kental, sumber magma sangat dangkal, tekanannya gasnya rendah
      • Penyebab gunung api meletus : Tekanan di bawah tanah bertambah hingga memaksa magma naik dan keluar melalui retakan pada permukaan bumi. Magma yang memancar melalui permukaan bersama batu, debu, dan gas disebut lava
      • Tanda gunung api akan meletus :
        • Suhu sekitar kawah naik
        • Sumber air banyak yang mengering
        • Sering terjadi gempa vulkanik
        • Sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung
      • Menurut wujudnya, material yang dikeluarkan oleh letusan gunung api :
        • Padat (eflata) :
          1. Bom : Eflata yang berukuran besar
          2. Lapili : Eflata dengan ukuran kecil seperti kerikil
          3. Pasir vulkanik : Eflata sebesar batuan pasir
          4. Abu vulkanik : Eflata halus berupa debu yang dapat terbang sampai ratusan km
          5. Batu apung : Batuan porous (berongga) berasal dari buih magma yang terlontar keluar dan cepat membeku
        • Cair :
          1. Lava : Aliran magma yang sampai ke permukaan bumi dan suhunya sangat tinggi
          2. Lahar : Lumpur panas yang merupakan campuran lava dnegan air dan bercampur dengan materi-materi dipermukaan bumi
        • Gas :
          1. Gas nitrogen
          2. Gas karbondioksida
          3. Gas karbonmonoksida
      • Pengaruh menguntungkan dari erupsi gunung api :
        • Menyuburkan tanah
        • Daerah penangkapan hujan
        • Objek wisata
        • Bahan galian
      • Pengaruh merugikan dari erupsi gunung api :
        • Berbagai material, berbahaya dapat mengancam jiwa dan harta
        • Bom, lapili, dan pasir vulkanik, merusak bangunan rumah, jembatan, ladang
        • Abu vulkanik, mengganggu penerbangan, pemandangan menjadi gelap
        • Aliran lava dan lahar, merusak apa saja
        • Awan panas, membunuh penduduk, hewan, dan tumbuhan
      • Daerah gunung api :
        • Sirkum pasifik : Kep. Aleut - semenanjung kamsyatka - Kep. Jepang - Taiwan - Filipina - Sangir Talaud - Sulawesi Utara - Halmahera - Papua - Selandia baru - Peg. Andes
        • Sirkum mediterania : Laut mediterania - Peg. Atlas - Kaukasus - Himalaya - Arakan Yoma - Busur dalam dan busur luar di Indonesia

  • Gempa bumi :
    1. Gerakan/getaran di permukaan bumi yang berasal dari lapisan-lapisan bumi
    2. Berdasarkan peristiwa yang menyebabkan :
      • Gempa tektonik : Gempa yang disebabkan gerakan tektonik berupa retakan/patahan. Terkuat, areal luas
      • Gempa vulkanik : Gempa yang terjadi karena letusan gunung api. Kurang kuat, hanya terasa di daerah sekitar gunung tersebut
      • Gempa runtuhan (terban) : Runtuhnya atap gua yang terdapat dalam litosfer seperti gua kapur, dan terowongan tambang
    3. Berdasarkan bentuk episentrumnya :
      • Gempa linier : Berbentuk garis (linier), gempa tektonik umumnya gempa linier. Sebab "patahan" sudah tentu merupakan suatu garis
      • Gempa sentral : Berbentuk titik. Gempa vulkanik dan gempa runtuhan
    4. Berdasarkan letak/kedalaman hiposentrumnya :
      • Gempa dalam : 300-700 km
      • Gempa menengah : 100-300 km
      • Gempa dangkal : Kurang dari 100 km
    5. Berdasarkan jarak episentrumnya :
      • Gempa dekat (lokal) : Kurang dari 10.000 km
      • Gempa jauh : Lebih dari 10.000 km
    6. Istilah yang berkaitan dengan gempa :
      • Seismologi : Ilmu tentang gempa
      • Hiposentrum : Pusat gempa di dalam bumi
      • Episentrum : Tempat di permukaan bumi/permukaan laut tepat di atas hiposentrum. "Pusat gempa dipermukaan bumi"
      • Gelombang gempa :
        1. Gelombang longitudinal/gelombang primer : Gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum melalui lipatan litosfer secara menyebar dengan kecepatan antara 7-14 km per detik. Gelombang yang pertama kali tercatat pada seismograf
        2. Gelombang transversal/gelombang sekunder : Gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dengan kecepatan 4-7 km per detik
        3. Gelombang panjang : Gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan kurang dari 3.5 km/detik dan merupakan gelombang perusak
      • Seismograf : Alat pencatat gempa
      • Seismogram : Hasil pencatatan gempa oleh seismograf
      • Pleistoseista : Garis pada peta yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan terhebat di sekitar episentrum
      • Isoseista : garis yang menghubungkan titik-titik pada permukaan bumi dimana intensitas gempanya sama
      • Homoseista : Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mengalami/mencatat gelombang primer pada waktu yang sama
      • Makroseista : daerah di permukaan bumi yang mengalami kerusakan terberat akibat gempa, dibatasi oleh pleistoseista
    7. Alat pencatat gempa (seismograf) :
      • Seismograf horizontal
      • Seismograf vertikal
    8. Menentukan skala gempa :
      • Skala Omori : Dengan 7 tingkatan kekuatan
      • Skala Richter : Charles Francis Richter
    9. Pengaruh positif gempa bagi kehidupan :
      • Mengetahui jenis mineral yang ada di dalam bumi
      • Mengetahui struktur lapisan kulit bumi
      • Menentukan jenis konstruksi bangunan
    10. Pengaruh negatif gempa bagi kehidupan :
      • Bangunan roboh/ambruk
      • Terjadinya kebakaran, karena terjadi sambungan pendek aliran listrik
      • Terjadi banjir, karena bendungan/tanggul yang bobol
      • Saluran pipa air dan gas putus
      • Terjadinya tsunami (gempa di dasar laut)
      • Sarana & prasarana transportasi rusak
      • Distribusi barang & jasa terhambat
  • Tenaga eksogen bermacam-macam :
    1. Erosi
    2. Sedimentasi
  • Erosi :
    1. Proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alamiah dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di permukaan bumi
    2. Menurut kecepatannya :
      • Erosi geologi : Suatu bentuk erosi dimana proses pengahancuran tanah relatif seimbang dengan proses pembentukannya. Tidak menimbulkan kerusakan alam
      • Erosi yang dipercepat : Erosi dimana proses penghancuran tanah lebih cepat dibandingkan proses pembentukannya. Mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, sehingga lahan kritis makin meluas
    3. Menurut zat pelarutnya :
      • Erosi air : Disebabkan oleh air, baik di dalam tanah, permukaan maupun sungai. Dibedakan menjadi :
        1. Erosi percikan : Disebabkan percikan air hujan
        2. Erosi lembar : Terjadi pada lapisan tanah bagian atas, menyebabkan tanah menjadi tidak subur
        3. Erosi alur : Terjadi pada saat air mengalir
        4. Erosi parit : Lereng yang terkena erosi membentuk parit yang cukup dalam
      • Erosi angin (deflasi) : Disebabkan tenaga angin, biasa terjadi di gurun
      • Erosi es/glasial : Disebabkan oleh massa es yang bergerak
      • Erosi air laur (abrasi) : Disebabkan oleh gelombang laut (erosi morena)
    4. Bentuk tanah sebagai akibat erosi :
      • Cliff : Pantai terjal & berdinding curam sebagai akibat abrasi
      • Relung : Cekung yang memiliki dinding cliff
      • Dataran abrasi : Hamparan wilayah daratan akibat abrasi
      • Ngarai : Lembah yang dalam
      • Batu jamur : Batu yang disebabkan erosi angin
  • Sedimentasi :
    1. Proses pengendapan batuan/tanah yang dilakukan oleh air, angin, dan es
    2. Digolongkan menjadi 3 jenis :
      • Sedimentasi fluvial : Proses pengendapan materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Bentuk lahan hasil sedimentasi fluvial :
        1. Delta : Endapan pasir, lumpur, & kerikil yang terdapat di muara sungai
        2. Bantaran sungai : Daratan yang terdapat di tengah-tengah badan sungai/pada kelokan dalam sungai sebagai hasil endapan
      • Sedimen eolis (terrestrial) : Di daerah gurun/pantai
      • Sedimen marin : Proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut yang terdapat di sepanjang pantai. Bentukan alam dari sedimen marin :
        1. Beach/bisik : Bentukan deposisional umumnya pada pantai yang landai, terjadi jika swash membawa muatan sedimen
        2. Bar : Gosong pasir di pantai yang arahnya memanjang sebagai hasil pengerjaan arus laut
        3. Tombolo : Gosong pasor yang menghubungkan suatu pulau karang dengan pulau utama

B.   Dinamika Perubahan Pedosfer
  • Pengertian tanah : Bagian dari lahan yang tersusun dari bahan-bahan anorganik dan organik.
  • Pengertian lahan : Permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair dan gas.
  • Komponen tanah :
    • Udara
    • Mineral
    • Bahan organik
    • Air
  • Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah :
    1. Waktu
    2. Topografi
    3. Bahan induk
    4. Organisme
    5. Iklim
  • Profil tanah :
    1. Horizon O: lapisan bahan organik.
    2. Horizon A: tanah mengalami pencucian.
    3. Horizon B: tanah mengalami penimbunan.
    4. Horizon C: Lapisan Bahan Induk Tanah.
    5. Horizon R: lapisan batuan induk.
  • Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
    1. pH tanah
    2. Kandungan mineral
    3. Bahan organik
    4. Keremahan tanah
  • Manfaat tanah :
    1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
    2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
    3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
    4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
  • Jenis tanah :
    • Tanah aluvial = tanah yang terbentuk dari material halus hasil pengendapan aliran sungai. Persebaran tanah aluvial di Indonesia terdapat di
      1. pantai Timur Sumatra
      2. pantai Utara Jawa
      3. sepanjang Sungai Barito
      4. sepanjang Sungai Mahakam
      5. sepanjang Sungai Musi
      6. sepanjang Bengawan Solo.
    • Tanah andosol = tanah yang berasal dari abu gunung api. Persebarannya terdapat di: Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera dan Minahasa.
    • Tanah regosol = tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Terdapat di Bengkulu, pantai Barat Sumatra, Jawa, Bali dan NTB.
    • Tanah kapur = tanah yang terjadi karena hasil pelapukan batuan kapur dan sifatnya tidak subur. Terdapat di Jawa Tengah, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
    • Tanah litosol = tanah yang terbentuk dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna.
    • Tanah argosol (tanah gambut) = tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami pembusukan. Jenis tanah ini berwarna hitam sampai coklat. Terdapat di Kalimantan, Sumatra dan Papua.
    • Tanah grumusol = tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.
    • Tanah latosol = tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Jens tanah ini sering disebut tanah merah yang banyak dijumpai di daerah pegunungan. Tanahnya berwarna merah sampai kuning. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Kalimantan Tengah, Sumatra Barat.
  • Degradasi lahan sering disebut lahan kritis. Ciri-ciri lahan kritis:
    1. Penutup vegetasinya kurang dari 25%.
    2. Tingkat kemiringan lebih dari 15%.
    3. Terjadi gejala aerasi lembar (sheet erosion).
    4. Terjadi gejala erosi parit (gully erosion).
  • Dampak degradasi lahan terhadap kehidupan :
    1. Akibat proses erosi yang merupakan penyebab lahan tanah menjadi tidak subur, karena lapisan top soil hilang.
    2. Produktivitas pertanian menurun sehingga pendapatan petani berkurang.
    3. Terjadi banjir.
    4. Menurunnya kemampuan lahan untuk menyerap air tanah.
    5. Terganggunya ekosistem makhluk hidup.
  • Lahan Potensial dan Lahan Kritis
    • Lahan potensial adalah lahan yang secara fisis kimiawi dan ekonomi cukup menguntungkan, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
    • Lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur pertanian yang baik.
  • Faktor Penyebab Terjadinya Lahan Kritis : Penyebab meluasnya lahan kritis atau degradasi lahan di permukaan bumi yaitu akibat proses alam dan perilaku manusia dalam memanfaatkan lingkungan.
    • Faktor penyebab lahan kritis sebagai akibat proses alam yaitu:
      1. erosi,
      2. tanah longsor,
      3. pencucian tanah.
    • Faktor penyebab lahan kritis sebagai akibat perilaku manusia misalnya:
      1. perusakan hutan,
      2. pertanian sistem ladang berpindah,
      3. kegiatan pertambangan terbuka,
      4. sistem pertanian di pegunungan yang tidak menggunakan terassering (sengkedan).
  • Upaya pencegahan dan penanggulangan lahan karitis :
    1. Reboisasi atau penghijauan adalah penghutanan kembali tanah-tanah hutan yang gundul dengan ditanami tanaman keras. Tujuan reboisasi yaitu memulihkan kembali daya serap tanah terhadap air, sehingga proses aerosi dapat diperlambat.
    2. Penghijauan adalah penanaman kembali tanah yang gundul. Jenis tanaman yang digunakan dalam progam penghijauan misalnya: turi, cengkeh, jambu monyet, petai, kayu manis, nangka , kluwih, karet dan durian.
    3. Sistem penanaman searah garis kontur (countur ploughing) adalah penanaman tanaman yang searah atau sejajar dengan garis kontur. Menurut R.L. Cook (1962) menyatakan bahwa penanaman secara kontur sangat sesuai bagi tanah-tanah yang memiliki kemiringan 3–8% akan tetapi kurang efektif pada tanah yang memiliki kemiringan kurang dari 3% atau lebih dari 8% sampai 25%.
    4. Sistem terassering atau sengkedan. Cara ini digunakan untuk mengurangi laju air yang mengalir di permukaan bumi.
    5. Lahan yang kemiringannya lebih dari 45o harus dijadikan areal hutan lindung.
    6. Pembuatan lorak-lorak mati berupa lubang pada akhir guludan tanah agar air mengalir tertampung pada lubang itu dan meresap ke dalam tanah, sehingga proses erosi dapat dihindari
    7. Pergiliran tanaman (croprotation) adalah suatu sistem bercocok tanam pada sebidang tanah yang terdiri dari beberapa macam tanaman yang ditanam secara berturut-turut pada waktu tertentu.
    8. Pemulsaan (mulching) adalah menutupi permukaan tanah dengan sisa-sisa tanaman. Sisa-sisa tanaman yang biasa digunakan untuk pemulsaan yaitu jerami. Menurut Dj. Greenland dan R. Lal dalam Soil Conservation and Managment in the Humid Tropic, New York 1977. dengan dilakukan pemulsaan konservasi air dalam tanah dapat diperbaiki, jumlah pori-pori yang dapat menginfiltrasi air meningkat dan evaporasi yang berlebihan dapat dikurangi.

  • Klasifikasi Kemampuan Lahan :
    • Kelas I
      1. topografi hampir datar,
      2. tingkat erosi kecil,
      3. mempunyai kedalaman efektif (solum) yang dalam,
      4. drainase baik,
      5. mudah diolah,
      6. kapasitas menahan air baik,
      7. tidak terancam banjir.
    • Kelas II
      1. lereng landai,
      2. struktur tanah kurang baik,
      3. ancaman erosi lebih besar,
      4. terancam banjir.
    • Kelas III
      1. lereng miring dan bergelombang,
      2. drainase kurang baik,
      3. peka terhadap erosi,
      4. kapasitas menahan air rendah.
    • Kelas IV
      1. lereng miring/berbukit,
      2. kapasitas menahan air rendah,
      3. peka terhadap erosi,
      4. sering banjir.
      5. solum dangkal,
    • Kelas V
      1. topografi relatif datar,
      2. tergenang air,
      3. biasanya tanah berbatu,
      4. tidak sesuai untuk lahan pertanian.
    • Kelas VI
      1. lereng agak curam,
      2. ancaman erosi berat,
      3. tanah berbatu-batu.
    • Kelas VII
      1. terletak pada lereng curam,
      2. erosi sangat kuat,
      3. solum dangkal,
      4. untuk padang rumput/hutan produksi terbatas.
    • Kelas VIII
      1. lereng sangat curam,
      2. kepasitas menahan air rendah,
      3. berbatu-batu,
      4. harus dihutankan.

0 Comments:

Posting Komentar