Sejarah Terbentuknya Bumi
A. Proses Terjadinya Bumi
> secara ringkas, proses pembentukan bumi hingga terjadinya perlapisan terbagi menjadi 3 tahap,
yaitu sbb :
1. Tahap pada saat bumi merupakan planet yang homogen/belum terjadi diferensiasi dan zonafikasi
2. Proses diferensiasi atau pemilahan, yaitu ketika material besi yang lebih berat tenggelam menuju
pusat bumi, sedangkan material yang lebih ringan bergerak ke permukaan. dengan demikian,
bumi tidak lagi dalam keadaan homogen, melainkan terdiri atas material yang lebih berat(besi) di
pusat bumi dan material yang lebih ringan di bagian yang lebih luar/kerak bumi.
3. Proses zonafikasi, yaitu tahap ketika bumi terbagi menjadi beberapa zona/lapisan, yaitu inti besi
yang padat, inti besi cair, mantel bagian bawah, zona transisi, astenosfer yang cair, dan litosfer
yang terdiri atas kerak benua dan kerak samudera.
source : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7deaSYKgu5McASmuxGv67b2redRYzwFDiUKTWnrj3Jve4Dk1duSL_l9EykPP4tub9dZ1SFx9IMSNF-D47DzHjd7U2vccAHroDdawxGqXn3W2b39zyNRDLoUzgfO24R4VxzZ6zN2Z8I8c/s1600/2.3.jpg |
> Pada awal pembentukannya, seluruh bagian planet bumi relatif dingin. kemudian pada proses
selanjutnya, suhu bumi semakin meningkat hingga mencapai suhu seperti saat ini. berdasarkan
penelitian para ilmuwan, dijelaskan adanya 3 faktor yang menyebabkan naiknya suhu bumi
tersebut, yaitu sbb :
1. Akresi (accretion) yaitu naiknya suhu bumi akibat tumbukan benda-benda angkasa/meteor yang
menghujani bumi. Energi dari benda tersebut berubah menjadi panas. Daerah sekitar tumbukan
tersebut meninggalkan lubang-lubang yang sangat besar (kawah) di permukaan bumi.
2. Kompresi yaitu semakin memadatnya bumi karena adanya gaya gravitasi. bagian dalam bumi
menerima tekanan yang lebih besar dibandingkan bagian luarnya, sehingga pada bagian
dalam bumi suhunya lebih panas. tingginya suhu di bagian dalam bumi (inti bumi)
mengakibatkan unsur besi pada bumi menjadi cair, sehingga inti bumi merupakan cairan.
3. Adanya disintegrasi atau penguraian unsur unsur radioaktif seperti uranium, thorium, dan
potasium. jumlah unsur-unsur tersebut sebenarnya relatif kecil tetapi dapat meningkatkan suhu
bumi. atom-atom dari unsur-unsur tersebut secara spontan terurai dan mengeluarkan partikel-
partikel atom yang berubah menjadi unsur lain dan diserap oleh batuan disekitarnya.
B. Pangea dan Gondwana
> Teori pengapungan benua (continental drift theory) (Alfred Wegener(1912))
Sekitar 225 juta tahun lalu, di bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. benua
raksasa ini dinamakan pangea, sedangkan kawasan samudera yang mengapitnya dinamakan
panthalassa. Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan pecah menjadi dua, yaitu
pecahan benua di sebelah utara dinamakan laurasia dan dibagian selatan dinamakan
gondwana. kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys.
Sisa Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan minyak bumi di sekitar laut-laut di
kawasan Timur Tengah.
Baik Laurasia maupun Gondwana kemudia terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil
dan bergerak secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1-10 cm pertahun.
Sekitar 65 juta tahun lalu, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua yang saat ini letaknya di
sebelah utara ekuator (belahan bumi utara), meliputi eurasia, Amerika Utara, dan pulau-pulau kecil
di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di belahan bumi selatan,
meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub benua India, Australia, dan Antartika, hingga terbentuklah
benua yang kita tau saat ini.
source : http://land.heim.at/toskana/210137 |
C. Karakteristik Perlapisan Bumi
> Struktur utama planet bumi (dari permukaan sampai ke dalam) :
1. Litosfer (lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust)
Litosfer berasal dari kata lithos (batu) dan sfhere/sphaira (bulatan/lapisan). dengan demikian
Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. dalam pengertian lain, litosfer
adalah lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70km yang tersusun dari batuan
penyusun kulit bumi.
2. Astenosfer (lapisan selubung atau mantle)
Astenosfer, yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900km
berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3000 C, merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat, dan gas bersuhu tinggi.
3. Barisfer (lapisan inti bumi/core)
Barisfer, yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun atas lapisan Nife (Niccolum/nikel dan ferrum/besi). lapisan ini dapat pula dibedakan atas dua bagian yaitu :
a. Inti luar (Outer Core)
Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km, tersusun atas materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, panas dan berpijar, bersuhu sekitar 2.900 C.
b. Inti Dalam (Inner Core)
Tebal lapisan ini sekitar 2.500 km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi, yakni sekitar 2.800 C, akan tetapi dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3. hal itu disebabkan adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian-bagian bumi lainnnya.
source : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR4j012iFcfeqnlXFqcCc4af0VjDsAon6CM7ZodGr-_5uSWMwiyMg |
D. Teori terbentuknya kulit bumi
1. Teori kontraksi (contraction Theory) : Descrates (1596-1650)
Bumi semakin lama semakin susut dan mengekerut yang disebabkan oleh terjadinya proses
pendinginan, sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan
dataran.
2. Teori dua benua (Laurasia-Gondwana theory) : Edward Zuess (1884)
Pada awalnya bumi terdiri atas 2 benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara
dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan
ke arah equator bumi, sehingga akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil.
Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah
menjadi Afrika, Australia dan Amerika Selatan.
source : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqMIeaOClga6yZg-QvsCBBWs5PlrJKqhZlWzAWgu1yOf0cIKxrFSelnqHENCCwGoXNcZlTLew3Y3yf8j2TIDTWQNfXKAo9ZIE9h0nTr3P3ykDyzzAnLP2te6ywSckQw_W6KjJDAl63bJE/s400/2.6.jpg |
3. Teori pengapungan benua (Continental Drift Theory) : Alfred Wegener (1912)
Pada awalnya bumi hanya ada satu benua maha besar yang disebut Pangea. Kemudian benua
tersebut terpecah-pecah dan terus bergerak melalui dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang
sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju equator. Teori ini didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil pada kedua daerah tersebut.
source : http://localexpert.files.wordpress.com/2011/06/continental-drift5.jpg |
4. Teori Konveksi (Convection Theory) : Arthur Holmes & Harry H. Hess lalu dikembangkan oleh
Robert Diesz
Di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah
lapisan kulit bumi yang berada di atasnya, sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi
berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava
tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan
kulit bumi yang lebih tua. Semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur batuan semakin
tua.
Arus Konveksi source : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixYZQYPv_ulQs33_HM3VgzLCGtgntrBmI7dUk5N56ihbWniGettzETNm7jgKy2ppdD-gixW2hcLRWa1NxetqQDv-eecZpNefvugnW7vk5lCiHyvTS0wqAWtntKEHm5WKuV5TO4YUiGGhs/s1600/2.7.jpg |
5. Teori lempeng tektonik (Plate Tectonic Theory) : Tozo Wilso (1968)
Kulit bumi/litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan
astenosfer, lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena pengaruh
arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah lempeng tektonik kulit
bumi. Prinsip teori lempeng tektonik adalah kulit bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang kaku
dengan bentuk tidak beraturan.
Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak dan mendesak satu sama lain. Lempeng tektonik
bagian atas disebut lempeng samudera, sedangkan lempeng tektonik pada bagian atas terdapat
masa kontinen disebut lempeng benua. kedua lempeng ini berbeda sifatnya, dan jika keduanya
berdekatan, lempeng samudera akan ditekuk ke bawah lempeng benua hingga jauh ke dalam
lapisan astenosfer. bertemunya antara 2 lempeng seperti ini dinamakan gerakan bertumbukan
(subduction), sedangkan daerah yang menjadi tempat tumbukan lempeng-lempeng disebut
subduction zone.
Gerakan lempeng yang saling menjauh dengan lempeng lainnya disebut gerak
divergent/proses pemekaran. hasil pemekaran lempeng yang berada di atas benua disebut rifting,
yang berada di samudera disebut spreading. Sedangkan gerakan lempeng yang hanya
bersinggungan atau berpapasan, disebut juga transcurrent fault.
source : http://nonoknieh08.files.wordpress.com/2011/03/tectonic_theory_lge.jpg |
Prinsip pergerakan lempeng-lempeng tektonik adalah sbb :
a. Konvergensi adalah gerakan saling bertumbukan antar lempeng tektonik.
Zone atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua disebut
Zone Konvergen. Zone berupa jalur tumbukan antar lempeng benua dengan lempeng dasar
samudera disebut Zone Subduksi/Zone Tunja. Fenomena yang dihasilkannya :
- lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua
- terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut
- pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
- terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi
- daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
- penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng
- timbunan sedimen campuran/melange
b. Divergensi adalah gerakan lempeng yang saling menjauh dengan lempeng lainnya
Fenomena yang terjadi :
- Perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepinya
- Pembentukan tanggul dasar samudera (mid ocean ridge) di sepanjang tempat perenggangan
lempeng-lempeng tersebut
- Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal (lava bantal)
dan hamparan leleran lava encer
- Aktivitas gempa
c. Sesar Mendatar (transform) adalah gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antara
lempeng tektonik.
Tempat bergesekannya lempeng-lempeng tektonik disebut Zone Sesar Mendatar (Zone
Transform). Bentukan alam yang dihasilkan antara lain patahan atau sesar mendatar yang
dapat menimbulkan gempa bumi.
0 Comments:
Posting Komentar